Senin, 05 Maret 2012

Materi Geologi - Batuan Metamorf


1.             Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada protholite atau batuan yang telah ada sebelumya, tanpa melalui fase cair adanya re-kristalisasi mineral karena bertambahnya pressure dan temperature. Protholite sendiri dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf lain yang lebih tua. Syarat – syarat terjadinya metamorfisme adalah :
·                Adanya batuan asal ( protolith )
·                Adanya peningakatan suhu
·                Adanya peningkatan tekanan (stresses)
·                Adanya penambahan dan pengurangan fluida
·                Adanya faktor waktu (jutaan tahun)


2.             Tipe Metamorfisme
·                Metamorfisme Kontak / Termal : Metamorfisme yang terjadi pada zona kontak dengan tubuh magma, secara intrusif maupun ekstrusif.
·                Metamorfisme Dinamik / Kataklastik : Metamorfisme yang terjadi pada zona sesar.
·                Metamorfisme Regional : Metamorfisme yang terjadi pada daerah yang luas akibat orogenesis dan terletak di tepi benua (continental margins).

3.             Metasomatisme
Metasomatisme adalah perubahan kimia pada batuan oleh larutan hydrothermal yang umumnya berasosiasi dengan metamorfisme kontak dan membentuk mined deposits atau endapan yang dapat ditambang.

4.             Fasies Metamorfisme
Fasies metamorfisme adalah suatu pengelompokan mineral – mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap fasies pada batuan metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat – sifat fisik atau kimia.

5.             Struktur Batuan Metamorf
·                Struktur Foliasi, apabila pada batuan metamorf terlihat adanya penjajaran mineral. Struktur foliasi dibagi menjadi :
a.             Struktur Skistose : struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b.             Struktur Gneisik : struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
c.             Struktur Slatycleavage : sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
d.            Struktur Phylitic : sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

Gambar.1. Struktur Foliasi
·                Struktur Non Foliasi, apabila tidak terlihat adanya penjajaran mineral pada batuan metamorf. Struktur non foliasi dapat dibagi menjadi :
a.             Struktur Hornfelsik : struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.
b.             Struktur Kataklastik : struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.
c.             Struktur Milonitik : struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
d.            Struktur Pilonitik : struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, tetapi mendekati tipe struktur filit.
e.             Struktur Flaser : sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.
f.              Struktur Augen : sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.
g.             Struktur Granulose : sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.
h.             Struktur Liniasi : struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.
6.             Tekstur Batuan Metamorf
·                Tekstur Kristoblastik, tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam penamaannya menggunakan akhiran kata –blastik. Tektur kritoblastik dibagi menjadi :
a.             Tekstur Porfiroblastik : sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya kristal besarnya disebut porfiroblast.
b.             Tekstur Granoblastik : tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral seragam.
c.             Tekstur Lepidoblastik : tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.
d.            Tekstur Nematoblastik : tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral prismatik yang sejajar dan terarah.
e.             Tekstur Idioblastik : tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk euhedral.
f.              Tekstur Xenoblastik : sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya berbentuk anhedral.

·                Tekstur Sisa / Palimpset, tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati. Dalam penamaannya menggunakan awalan kata blasto. Tekstur sisa ini dibagi menjadi :
a.             Tekstur Blastoporfiritik : tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang porfiritik.
b.             Tekstur Blastopsefit : tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir.
c.             Tekstur Blastopsamit : sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran butirnya sama dengan pasir.
d.            Tekstur Blastopellit : tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung.
7.             Klasifikasi Batuan Metamorf
Klasifikasi batuan metamorf dibagi berdasarkan tekstur dan mineral – mineral penyusunnya.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;